Assalamualaikum (السلام عليكم as-salāmu 'alaykum)
Membuat kurikulum untuk anakku adalah salah satu target besar saya ketika Covid-19 melanda.
Ketika kantorku melaksanakan WFH ataupun sistem piket, membuat manajemen waktuku menjadi lebih longgar. Alasan lainnya karena saya lihat anak usia 2-5 Tahun memiliki daya tangkap yang cepat, jadi kalau tidak dirangsang dengan baik menurut saya sayang saja. Dan alasan utama membuat kurikulum ini yaitu :
“Pengasuhan anak nanti akan diminta pertanggungjawabannya”
huhu horor yaaa..
Apasih kurikulum anak itu?
Sistem kegiatan aktivitas keseharian anak yang didesai agar seluruh nilai dalam keluarga tersampaikan dengan baik.
Bagaimana dengan anak saya?
wahahaha karena tidak ada kurikulum yang jelas, jadi pelaksanaan metode bermain sambil belajar pun sesuai mood saya atau sesuka anak saya. Pernah tu anak saya nonton youtube seharian huhuhu sediih. Selain itu dengan tidak ada kurikulum anak, anak saya terkadang sering saya abaikan ketika saya sibuk kerja huhu sedihnyooo.. Ya seperti yang diketahui bersama endingnya pasti ke gadget. Nah gadget sih gak buruk-buruk banget kalau tidak sampai ketergantungan. Tapi kalau sampai ketergantungan.. hmmmm ya kayak saya ini sekarang. Gak bisa lepas dari HP. huhu sedih.
Nah ketemulah beberapa sumber yang menurut saya kece, seperti :
1. Rumah berbagi : Sensitive Periode Form aktivitas 2,5 s.d 3 tahun
2. Sharing Ummu Balqis di Youtube
3. Rumah Bunda : kurikulum 2 s.d 3 tahun
4. Ceklist Tumbuh Kembang Anak
Berdasarkan hasil baca-baca sumber tersebut, jadi tahapa yang saya lakukan yaitu :
1. menentukan tujuan pengasuhan
Kalau saya tetap merujuk kepada alquran yakni :
intinya si menjauhkan dari api neraka.
2. menentuka aspek apa saja yang ingin diajarkan kepada anak
kalau saya, karena ini permulaan maka saya akan mengikuti aspek yang dilakukan Ummu Balqis karena lebih simpel yaitu aspek :- Asepek Keagamaan
- Aspek Edukasi
- Aspek Keluarga
- Aspek Bermain
3. Mencari kompetensi anak sesuai umurnya
Jangan sampai nantinya kita membuat target yang tidak mungkin dicapai anak. Misalnya umur 1 tahun sudah bisa membaca. Untuk mengetahui kompetensi anak dapat melihat di Ceklist Tumbuh Kembang Anak atau sumber lainnya.
4. Menjabarkan Target (sesuai umurnya) yang ingin dicapai
Sejauh ini, adalah target yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya (tetap menggunakan metode ATM) hehehe :
Sejauh ini, adalah target yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya (tetap menggunakan metode ATM) hehehe :
Baru sampai sini sih tahapnya, sekarang sedang disusun kegiatan perharinya apa dan semoga bisa terlaksana. Untuk melaksanakannya ingat pesan ummu balqis untuk :
Sabar
Tawakal
Lihat prosesnya juga bukan hanya hasilnya.
Untuk Ibu bekerja :
- Buat kegiatan anak perminggu berdasarkan kurikulum yang telah disusun.
- Siapkan perlengkapan pendukung kegiatan seperti perkakas mainan/alat gambar dan sampaikan ke anak kalau semua kita yang menyiapkan agar anak dirumah tidak bosan dan sebagai tanda kalau kita care ke mereka walaupun kita kerja.
- Delegasikan ke orang yang dipercaya : mba atau kerabat
- monitor dengan telfon anak atau ketika anak mengerjakan, minta yang mendampingi untuk melaporkan bisa dalam bentuk foto
- Setelah pulang kantor, tanya perasaan anak hari itu dan lihat hasil karyanya. Jika bisa diarsipkan ke bindex lebih baik.
Kalau ada kurikulum, aktivitas yang dilakukan anak jadi ada maknanya :)
semangat !
masyaAllah keren ya mams. Aku setuju kita harus buat guidelines untuk membersamai anak, tapi teteap harus rileks dan optimis kaya ustad harry mah hehe
BalasHapusdetail banget mom, aku malah belum memulainya. tp pelan² aku belajar disini, makasih banget mom..
BalasHapusAku masih ngikutin maunya anak aja belum sampai menyusun kurikulum keluarga.
BalasHapusIzin save tabelnya mom, buat dicontek hehehe. Iya ya kayaknya memang nggak cukup sama niat dan ide di kepala aja. Harus dituliskan dan dibuat jadwal seperti itu. Agar anak bisa disiplin sejak dini. Kita sebagai orang tua juga terbantu, nggak pusing mikirin harus ngapain anak hari ini biar ga cuma main gawai aja.
BalasHapuslengkap banget infonya mom. aku gak kepikiran bikin kurikulum begini untuk anakku. selain memang ga sempat, sejauh ini aku ngikutin anaknya aja mau gimana. sambil tetap ada batasannya sih. jadi tetap terarah.
BalasHapusAq dah mulai nih nerapin kurikulum tujuannya masih sebatas.. ada ikatan bonding yg jelas antaara aku dan faatih.. cz kalo nemenin freeplay aq suka ngantuk😂
BalasHapusKegiatan yang dilakukan nya seperti montessori atau apa moms?
BalasHapusaku jg jadi kepikiran mau buat kurikulum montessori utk anakku deh lagi tertarik nih
Masya allah mom, keren bener, sampe segitunya ya mau kasih ilmu ke anak, niat banget. Aku masih belajar soal kurikulum ilmu ke anak, semoga bisa kaya mom
BalasHapusTerimakasih ummu pengetahuan bermanfaat bagi saya sebagai orang Tua. Kebetulan saya dirumah jadi bisa menerapkan kurikulum ini ya. Bismillah
BalasHapusPernah denger dari bu risma yg psikolog anak. Tujuan pemgasuhan itu sangat penting dibahas oleh ayah dan bunda.
BalasHapusMakasih banget Mbak Mesa akan ku-bookmark lagi nih. Sangat bermanfaat informasinya hehe.
BalasHapusIlmu baru banget buat aku ini, masya Allah jadi terbuka wawasan bahwa membelajari anak juga butuh gl makasih
BalasHapusMasha allah langsung terhentak sama diri sendiri kurang banyak didikan kurang ilmu bngt aku slama ini ..
BalasHapusUdah lama banget nggak bikin kurikulum untuk anak. Padahal lagi butuh banget ini. Apalagi semenjak pandemi, anak-anak dirumah aja. Makin dehhhh sesuatuuuu
BalasHapusAdanya New normal ini otomatis berpengaruh sama kurikulum anak sekolahan yah, tp yg pntg anak2 ttp sehat dn Bs bljr dimana saja 😊
BalasHapus