Jumat, 22 November 2019

Mengelola Uang ala Mamak Malas

Assalamualaikum (السلام عليكم as-salāmu 'alaykum)



Akhirnya memberanikan diri menulis lagi tema pengelolaan keuangan.. setelah melewati pasang surutnya pengelolaan keuangan hahha. untuk menabung sih alhamdulillah sudah aman karena saya langsung potong di awal bulan, yang saya masih bocor alus adalah pengelolaan uang untuk sehari-hari dan dana hedon.

Baca tulisan sebelumnya : A to Z : Manajemen Keuangan ala PNS

Jadi walaupun sudah saya alokasikan uang yang ada ke beberapa pos pengeluaran seperti : Tabungan, ZIS, Investasi, Gaji ART, Listrik, Pulsa dan Internet, Hedon dan Pengeluaran Bulanan dan mingguan, tapi tetap saja bocor halus tetap terjadi dikarenakan hasrat belanja itu sangat menggebu-gebu dan sulit terbendung huhuhu. Kebanyakan barang yang saya beli itu gak penting-penting banget padahal (astagfirullah).  

Sebenarnya hasrat belanja saya bisa disalurkan pada pos dana hedon, tanpa mengganggu pos pengeluaran lain. Namuuunnn seringkali dana hedon yang saya alokasikan sudah habis, tapi niat untuk belanja saya terus bertambah. Pos yang sering saya ganggu adalah pos belanja rutin huhu. Yaiyalah belanja rutin karena uang yang saya pegang hanya belanja rutin dan dana hedon aja karena untuk uang di pos pengeluaran lainnya langsung saya salurkan ketika saya menerima gaji, kalau gak mah bisa kena ganggu juga hahaha. 

Baca tulisan sebelumnya : Dana Tak Terfikirkan setelah Menikah

Dikarenakan dampak implusif saya berbelanja yang sangat parah menyebabkan akhir bulan menu makan gak jelas, jadi saya berniat insaf. Jujur sih, mungkin insaf ini hanya sementara, mungkin kalau saya stress bisa-bisa penyakit belanja heboh ini kembali merasuki kuuu hahhaa.

Jadilah terfikirkan untuk membuat sistem pengelolaan uang rutin biar gak keganggu huhu.. 

Metode selama ini yang saya lakukan 
Seperti yang sudah diketahui bahwa uang yang saya pegang selama ini hanya : 

Uang cash yang merupakan uang mingguan di minggu berjalan 
Uang di ATM adalah uang untuk hedon dan uang mingguan yang belum terpakai

Untuk dana darurat, tabungan dan investasi di bank yang berbeda dan ATMnya gak pernah saya sentuh. 

Nah biasanya saya menggunakan metode ini, namun dikarenakan ATM untuk uang hedon dan uang mingguan dijadikan satu maka seringkali terpakai. 

Metode pertama  : Metode pencatatan 
Untuk tempat penyimpanan uang masih sama, yang berbeda adalah setiap pengeluaran saya catat.  Awalnya saya menulis semua pengeluaran seperti saran ibu saya, namun lama kelamaan sering terlupa. Jadilah saya beralih ke metode penulisan menggunakan aplikasi.

Untuk aplikasi yang saya gunakan untuk pencatatan pengeluaran rumah tangga dan saya rasa cocok adalah :

Money Lover 
Untuk aplikasi money lover ini menurut saya bagus, kita bisa buat pos-pos pengeluaran dan bisa kita batasi masing-masing pos pengeluarannya maksimal berapa. Selain itu yang lebih canggih kita bisa cetak rekam jejak pengeluaran tiap bulan dan dserahkan kepada kakaknda wahahhaa. Tapi entah kenapa ketika menggunakan aplikasi ini feel saya kurang dapet. jadilah saya coba aplikasi pencatatan keuangan lain yakni Fast Budget.

Fast Budget
Nah entah kenapa ku jatuh cinta sama aplikasi ini pada saat itu, sampai beli yang pro segala. Designnya simpel, fiturnya sama kecenya dengan Money Lover. 

Tapi tetap ya, namanya nyatet itu gak mudah huhuhu.. Suka kelupaan nyatet, uangnya g balance antara sisa dengan yang di catatan pokoknya banyak kendala deh. Akhirnya setelah 3 bulan saya coba, saya rasa metode mencatat ini gak efektif di saya. Udah ribet harus nyatet, uang tetep aja kepake buat hedon. hahaha

Metode kedua : Menggunakan amplop
Ya karena udah ketauan sumber masalahnya adalah hasrat saya berbelanja yang gak bisa di tahan dannnn penyimpanan uang hedon dan uang belanja di gabung dalam satu ATM. Akhirnya saya pisah metode penyimpanannya. Gak mungkin kan saya buka tabungan lagi. Makin banyak aja biaya admin yang saya bayarkan. Akhirnya saya menggunakan metode amplop.

Semua uang belanja saya saya ambil dan saya bagi 4 dan masing-masing saya masukan ke amplop. Kembalilah kita ke zaman jadul hahhaa. dan yang di ATM adalah uang hedon saya. Untuk minggu pertama yang saya masukan ke dompet adalah alokasi uang untuk minggu pertama. 

DAN INI BERHASIL !

Ya walaupun tetap sesekali saya gunakan, karena kan akar masalah yang satu lagi belum terselesaikan yakni nafsu belanja saya yang belum bisa dikontrol. Namun minimal ya uang belanja yang terpakai hanya di minggu itu saya, di minggu-minggu lain masih aman. Alhamdulillah.


Oh iya buat yang males pakai amplop karena takut uangnya lecek, bisa banget loh pakai ini. Expanding file ini juga saya gunakan untuk menggantikan amplop untuk menyimpan uang mingguan yang belum terpakai, uang bulanan, uang gas galon. Ukurannya yang seukuran dompet menyebabkan uang yangtersimpan tidak terlipat. 

Saran syaa sih, kalau mau belanja plis jangan bawa ini, masukin uang belanja ke dompet aja. Karena bisa-bisa kepake lagi uangnya hahhaa. Ya kalau bagi saya sih dompet ini hanya saya taruh di rumah saja.


Metode ini akhirnya yang saya gunakan untuk uang belanja mingguan. Masih ada satu akar masalah lagi yang belum terselesaikan. Saya saat ini sedang mencoba beberapa metode. Doakan ya biar berhasil :)



7 komentar:

  1. Saya lbh sering make metode pertama Mbak. Metode ke 2 pernah coba, lama2 kok ga terisi amplopnya wkwk

    BalasHapus
  2. Aku pake semua ini haha, emang aku nya rajin x yah wkwk
    Berat bgt Kalo Urusan amanah soalnya

    BalasHapus
  3. Ala mamak malas (aka. Me)😂😂😂

    BalasHapus
  4. Haha semangaat mbaa, sesuatu memang mengelola keuangan ini. Kalau aku pernah pakai catatan keuangan, simpel, tapi sering lupa nyatet juga, jadi paling evaluasi bulanan pake template excel sendiri aja

    BalasHapus
  5. Emg pencatatan keuangan bulanan itu perlu biar ga bocor kmna2, anggarin tabungan dan sedekah di awal bru sisanya bsa di pos2kan

    BalasHapus
  6. Mengatur pengeluaran sesuai rencana itu suliit, butuh pengendalian yang kuat..

    BalasHapus