Rabu, 09 Januari 2019

A-to-Z: Manajemen Keuangan ala PNS

Assalamualaikum (السلام عليكم as-salāmu 'alaykum)


Yuhuu.. akhirnya pingin share tulisan ini. Ya walaupun saya belum begitu jago mengelola keuangan keluarga, tapi alhamdulillah akhir bulan gak krisis-krisis amat. Sebagai istri kita kan bertugas sebagai manajer keluarga salah satunya jadi manajer keuangan. Beda loh manajer keuangan sama kasir hahhaa. Kalau kasir mah ya uang Cuma keluar masuk gak kita rencanain sama sekali.  Awalnya sih saya seperti itu, huhuhu akhir tahun bawaannya sedih karena ngeliat saldo keuangan kok ya gak nambah-nambah, asset juga Cuma segitu-gitu aja. Lari kemanakah uangnya? Ya setelah ditelusuri ternyata lari ke Gaya hidup euy! Miris. Akhirnya tahun 2017 kami sekeluarga membuat project bersama mengenai pengelolaan keuangan.
Ya sama seperti hukum newton.
Tekanan berbanding lurus dengan gaya, kalau ngerasa hidupnya penuh tekanan, mungkin karena kita kebanyakan gaya.

Iya tekanan karena ga bisa nabung karena saya kebanyakan gaya, miris. Gegayaan ngopi-ngopi cantik, main ke tempat instagramable yang harga tiket masuknya gak ramah kantong, beli barang branded dan lain-lain. Aku pun menyesal dan Tobat. Ya walaupun masih kadang-kadang kumat tapi ya gak separah kemarin. Karena ya gaya hidup ada POSnya sendiri.

Pos? yup saya mengalokasikan semua anggaran yang saya dapat pada pos-pos tertentu yang sudah di sepakati saya dan suami. 

Buat yang masih bingung, dulu yang saya lakukan :

Langkah pertama
yang harus dilakukan sih cek kesehatan keuangan kita. Pakai apa? Kalau saya sih dapat tools dari blog tetangga : financial-check-up-dan-semoga-jadi-tahun-yang-cerah
Cek lah itu dari pendapatan dan asset. Asset terus nambah atau malah gak punya sama sekali hahaha. Habis di cek kalau bagus ya alhamdiulillah, kalau jelek yuk ah segera evaluasi pasti ada bocor-bocornya.

Langkah kedua
identifikasi bocor-bocor halus di mana dan cari solusinya. Kalau saya sih solusinya dana hedon saya buat Pos tersendiri, pakai aplikasi pencatatan di hp. Awalnya sih pasti ribet, tapi insyallah akan jadi kebiasaan kok. 

Langkah ketiga
tentukan Prioritas, Pos dan strategi.
Kalau untuk keluarga kami saat ini prioritas untuk penuhi dana darurat dan dana Pendidikan anak. Untuk strategi menabungnya bisa via emas, reksadana ataupun beli surat hutang negara atau malah langsung beli saham, ya yang mana buat kamu nyaman aja. Sebenarnya untuk menabung ini ada ilmunya sih. Seingat saya namun hal tersebut jangan menjadi patokan :

Tabungan jangka pendek bisa menabung manual saja di Bank. Rentang waktu di bawah 5 tahun.Dapat digunakan untuk liburan.
Tabungan jangka menengah bisa menabung dalam bentuk emas, surat hutang pemerintah 
(SBR, Sukuk, ORI). Rentang waktunya biasanya 5-10 tahun. Dapat digunakan untuk tabungan haji ataupun biaya masuk SD dan SMP ataupun untuk membeli rumah.
Tabungan jangka panjang bisa berupa saham. (sebenarnya untuk reksa dana tidak di anjurkan karena merupakan turuna dari saham). Tabungan jangka Panjang ini biasanya untuk biaya Pendidikan anak SMA dan kuliah yang dalam rentang waktu di atas 10 tahun.

Jangan lupa buat target untuk uang Pendidikan SD, SMP, SMA, Kuliah butuh berapa. Makin cepat kita nabung makin sedikit cicilan menabung perbulannya. Adaloh temen saya yang mulai nabung dana Pendidikan sebelum punya anak. Keren kan. Oiya dana Pendidikan di sini gak hanya dan masuk sekolah loh, buat les, buat beli seragam, buku pun perlu biaya hahaha.
Dan yang paling penting jangan lupa sisihin juga dana buat liburan. Karena momen liburan itu momen yang paling di ingat anak dibandingkan saat kita beliin mereka mainan ataupun baju branded hahah. 

Satu lagi yang harus di ingat. DANA DARURAT. Wajib itu hukumnya. Biar MERDEKA SECARA FINANSIAL. Ada hitungannya untuk dana darurat ini. Bagi yang berkeluarga dan masih single dibedakan hitungannya. Apakah PNS perlu mengalokasikannya? Ya walaupun PNS punya dana pensiun dan untuk kesehatan di tanggung BPJS. Tetep ya butuh ini. Kita gak bakal tau kedepannya nanti gimana, apakah kita akan meninggal sebelum anak-anak besar ataupun tiba-tipa ada bencana dan semua asset kita hilan. Dana Darurat ini dapat menjadi solusi keberlangsungan hidup kita sementara.

Langkah keempat
Disiplin dan langsung praktek. Percuma kalau Cuma di angan-angan aja, yakan.

Pemasukan
Semua pemasukan suami yang notabennya PNS saya kumpulkan antara lain :
Gaji pokok, Uang Makan, Tunjangan Kinerja (Remunerasi), dan Tunjangan Anak Istri 

Biasanya tunjangan kinerja dan uang makan diberikan di pertengahan bulan dan kalau saya sih tidak digunakan pada bulan itu uangnya. Kenapa? Ya males lah keuangan keluarga rusuh karena uang tunjangan/uang makan telat cairnya (dan itu sering terjadi loh).. bisa-bisa ada perang dunia ke 10 HAHAHA. Dan lagi biasanya uang makan dan tunjangan bulan Januari diberikannya bulan Februari. Kan ya suram euy kalau gitu. Oiya satu tambahan lagi karena uang Tunjangan kinerja dan uang makan nilainya tidak selalu sama. Kenapa? Karena tergantung tingkat kerajinan suami kita, ya misalnya terlampat dating ke kantor atau sakit atau dinas ya dipotong euy. Besarnya? Hmm setau saya kalau terlambat tiap 30 menit di potong 0,3% dan kalau tidak masuk di potong 5%. Lumayan kan.. 

Kalau metode saya sih misal sekarang Bulan Maret maka pemasukannya :
Gaji bulan Maret
Uang Makan bulan Januari
Tunjangan Kinerja bulan Januari
Tunjangan Anak dan Istri bulan Januari
Pemasukan kita sebagai istri (kalau ada)

Kalau suami ada dinas? 
Hmm.. kalau saya sih gak alokasikan uang dinas ke pemasukan, karena gak rutin euy. Biasanya ya kalau ada sisa dinas ya di tabung, tapi kalau gak ada sisa ya iklaskan saja (sambil kunci pintu rumah hahaha)

Oiya selain dari dinas pemasukan lainnya yang resmi adalah honor Tim Pokja jika PNS terlibat dalam suatu Tim ataupun uang transport jika dinas dalam kota. Namun sama seperti uang perjalanan dinas, sifatnya tidak pasti. Jadi sebaiknya jangan dimasukan ke pemasukan rutin ya..

Pengeluaran

Total dari Pemasukan tersebut langsung saya potong untuk
ZIS : 5-10%
Nabung : 25-30%
Dana Darurat : 5-10%
Dana Investasi (kalau saya sih akan saya anggarkan jika dana darurat sudah tercapai)

Tiga di atas wajib hukumnya buat saya. Untuk ZIS dapat dialokasikan 2.5% sebenarnya, namun kan lebih banyak maka lebih baik J. Untuk tabungan biasanya saya bagi ke tabungan Pendidikan, tabungan liburan dan tabungan whistlist (kesepakatan dengan suami) dan tabungan haji. 

Untuk POS selanjutnya adalah POS pengeluaran wajib seperti :
Gaji ART, listrik, Internet dan Pulsa, Transport (BBM), uang sekolah anak dan Utang KPR huhuhu

Untuk pengeluaran rutin seperti :
Belanja keperluan sehari-hari, saya bagi menjadi 2 yakni belanja bulanan dan belanja mingguan. Belanja bulanan biasanya saya beli keperluan yang rutin selain sayur, lauk dan buah sedangkan untuk belanja mingguan biasanya saya alokasikan hanya untuk membeli sayur, lauk dan buah. Untuk besarnya sendiri? Ya sisa dari POS pengeluaran wajib. 

Nahhh.. untuk dana hedon biasanya saya alokasikan 200 – 300 rb per bulan. Biasanya saya pakai buat jajan skincare/makeup , gofood kalau males masak habis atau buat ngemall atau ditabung buat tambahan dana investasi (jarang tapiiii)

Oiya PNS juga sering dapat bonus berupa Gaji ke 13, Tunjangan kinerja ke 13, Gaji ke 14 biasanya didapat mendekati lebaran. Kalau saya biasanya mengalokasikan uang tersebut untuk membayar pajak, qurban dan mudik. Tapi plis jangan terlalu diharapkan karena beda presiden beda pula kebijakannya. 

Nah jadi paham kan karena gaji PNS ya ga gede-gede amat kecuali PNS DKI Jakarta atau PNS Kemenkeu, ya kita harus pintar-pintar mengelola keuangan. Walau gaji kecil tapi banyak loh PNS yang punya asset banyak dan kualitas Pendidikan anaknya pada bagus (jangan mikir korupsi loh). Sebaiknya semua pengeluaran tadi baik tabungan, investasi dibuat dalam bentuk persentase. Sedangkan untuk belanja sehari-hari sebaiknya di buat dalam nominal angka. Kenapa? Jangan sampai ketika gaji naik, presentase pengeluaran sehari-hari juga naik hahaha sama aja dongg.. Kan pasti ada selisih lebih tuh nantinya, bisa dialokasikan ke investasi baik berupa jalan-jalan bersama keluarga ataupun dalam bentuk asset.

Setelah implementasiin langkah-langkah di atas selama 2 tahun, alhamdulillah di akhir tahun 2018 ini ada beberapa pencapaian :
Dana pokok haji sudah terpenuhi, tabungan Pendidikan TK dan SD sudah terpenuhi, aset bertambah, dana darurat masi kurang banyak karena kemarin sempat terpakai untuk lahiran huhu. 

Semangat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar